Tuesday, June 8, 2010

HOME INDUSTRY (1) : JAMU ALAMI SEHAT (JAS) TERNAK SESAWI TAKATUNGA

"Sesawi" memang tetap kecil, berasal dari yang kecil dan diperuntukkan untuk memberdayakan orang kecil. Komitmen seperti ini telah ada sejak lahirnya dan akan terus demikian sepanjang dia eksis di bumi persada Nusantara tercinta.


Sejalan dengan misinya, kegiatan yang dipeloporinya juga bervariasi dalam berbagai aspeknya. Salah satu kegiatan yang produktif untuk menopang penguatan ekonomi keluarga adalah pengembangan industri rumah tangga (home industry) yang berupaya untuk mengembangkan hasil lokal untuk menjadi produk yang bisa memasuki pasar global.


Setelah di tahun 2000 Sesawi Flores meluncurkan produk pertama home industry yang adalah produk minuman sehat untuk manusia bernama SARI JAHE SESAWI TAKATUNGA, kini kelompok yang sama mengeluarkan lagi minuman atau jamu sehat untuk unggas dengan nama JAMU ALAMI SEHAT (JAS) TERNAK SESAWI TAKATUNGA.


Menurut bapak Dominikus DuE yang memulai usaha ini, bahan-bahan yang digunakannya semuanya lokal dan bisa ditemukan di tempatnya, seperti haliah, kunyit, mahkota dewa, sirih, sereh, dll. Sedangkan kasiatnya, pak Domi menambahkan, " Jamu Ternak ini memang bertujuan untuk mencegah penyakit ketimbang mengobati penyakit. Kasiatnya antara lain untuk mencegah dan menyembuhkan panas dalam, radang tenggorokan, sesak napas, pilek, melancarkan pencernaan, melawan mules/kembung, anti cacing, meningkatkan produksi telur, meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit."


Produk ini telah dikirimkan ke Departemen Pertanian RI di bagian pengawasan obat ternak, untuk diteliti. Pater Ansel membantu pemasarannya dengan membuatkan label yang baik dan serasi untuk produk ini. Sementara ini produk ini dijual dalam kemasan botol aqua 600 ml dan telah memasuki pasaran lokal.


Pak Kasianus yang adalah peternak ayam buras tentang obat ini mengatakan, "Saya rasa ada sesuatu yang berbeda dari obat ini bagi ternak saya. Mulanya mereka enggan makan, tetapi setelah beberapa saat, napsu makan mereka meningkat, dan lebih penting lagi, produksi telur ayam mulai meningkat."


Bagaimana selanjutnya? Produk ini bebas bahan kimia dan selaras lingkungan. Tapi untuk menjadikannya menjangkau masyarakat pembelianya, Sesawi Flores memang telah menyiapkan hulunya dengan menanam bahan-bahan dasarnya yang lokal di Kebun Buah Plus yang dikembangkan Sesawi Flores.


Tapi perlu pihak ketiga untuk menambahkan modal. Ada yang berminat, hubungi kami, P. Ansel Meo di 085239379999 atau email kami svdrewel@yahoo.com


Copyright @ 09 Juni 2010 by Ansel Meo

MENSPONSORI BEA SISWA SOLIDARITAS SESAWI FLORES

MENYERTAKAN KELOMPOK STRATEGIS UNTUK MENYIAPKAN PELAKU PEMBANGUNAN PEDESAAN SEJAK DINI

Perjalanan yang melelahkan dari Bajawa yang dingin menuju kota Borong yang panas tak terasa lagi ketika aku diterima penuh keramahan oleh ibu Sun di tempat kediamannya. Ibu-ibu yang tadinya lagi ngobrol menyalamiku setelah diperkenalkan lebih dulu oleh yang empunya rumah. Sambil ngobrol, kami semua disuguhi kopi Manggarai yang enak. Ibu Sun memang telah menantikan kedatangan Sesawi Flores, setelah lebih dahulu berkontak tiga hari sebelumnya via telpon.

Tak lama berselang, bapak rumah menyapaku penuh akrab, “Selamat datang Pater, sudah tiba sejak tadikah?” “Terimakasih bapak bupati, sudah menyiapkan waktu buat kami hari ini,” kataku sambil mengulurkan tangan menyalaminya. Kecanggunganku hilang, walau saat itulah saat pertama aku bertemu dengan beliau, yang adalah orang nomor satu di kabupaten baru pemekaran dari Kabupaten Manggarai. Dalam hatiku, aku berguman, “Hari ini adalah hari bersejarah buat SESAWI FLORES. Hari ini adalah hari Jumat, tanggal 22 Mei 2010. Dan hari ini Sesawi Flores memulai sebuah tahap penting dalam kehadirannya, menggandeng kelompok strategis untuk berpikir bersama demi menyiapkan pelaku pembangunan pedesaan dan wilayah terpencil.”

Menyiasati Pembangunan Pedesaan ala Msgr. Hubertus Hermens SVD

Pertemuanku siang itu, yang berlangsung selama kurang lebih 5 jam bersama Bapak Yosef Tote, yang kini adalah Bupati Manggarai Timur memang jauh dari perhatian wartawan atau orang banyak. Rencananyapun singkat, difasilitasi seorang kenalan yang adalah seorang biarawati yang sedang berlibur. Namun yang dibicarakan dan disyeringkan sesungguhnya adalah hal yang diagendakan secara sangat matang: merencanakan penyiapan sumber daya pembangun untuk masyarakat pedesaan, masyarakat pesisir dan terpinggirkan.

Ketika pak Bupati mengomentari visi, misi dan kegiatan strategis Sesawi Flores, saya menjelaskan latar belakangnya dalam impian dan visi seorang kampiun pembangunan Propinsi Nusa Tenggara Timur, Msgr. Hubertus Hermens SVD. “Karya ini sebenarnya adalah sebuah karya lanjutan, pak”, kataku. “Saya melanjutkan apa yang telah dirintis oleh pendahulu kita, Pater Hermens yang telah menerima penghargaan CINCIN PEMBANGUNAN NTT, ketika aku masih sangat muda, siswa kelas I SMP Seminari Menengah Todabelu, tahun 1980. Saya ingat kata-katanya, ketika kami mengunjungi dia di Rumah Tinggi Mataloko: ‘saya punya ide besar dan bagus, tapi saya tak punya uang, tak punya polisi dan tentara, hal mana bias saya temukan pada pemerintah. Pemerintah punya semuanya. Maka saya omong dengan mereka agar ide besar dan bagus itu tak mubazir, tetapi menjadi ide pemerintah, sehingga berhasil’.“

“Pater, saya akan mendukung sepenuhnya usaha ini, dan saya akan mencari para calon penerima Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores dari seluruh wilayah Manggarai Timur dan mensponsori pembiayaan pendidikan mereka, demi pembangunan pedesaan Manggarai dan masyarakatnya,” kata bapak Bupati Yosef Tote. “Saya akan menindak lanjuti pertemuan kita ini, agar apa yang baik ini sungguh bisa dijalankan dengan segera,” ujarnya melanjutkan.

Peran Strategis Kepala Daerah Untuk Menyiapkan Guru dan Pelaku Pembangunan Wilayah Terpencil

Tanggapan pertama yang tak basa-basi ala Bupati Manggarai Timur lahir dari jati dirinya sebagai seorang pendidik. Mantan Kadis Pendidikan Manggarai ini memang terkenal sangat prinsipiil dalam menerapkan perencanaan strategis di bidang pendidikan.

“Pak, kepedulian terhadap pendidikan dan pembiayaannya sesungguhnya wujud tanggung jawab kita kepada kelangsungan bangsa ini,” kataku kepadanya menegaskan keyakinan Sesawi Flores dalam kiprahnya selama ini. “Kalau orang luar negeri peduli sekali dengan masalah ini, saya harapkan bahwa pemerintah kita juga mendukung usaha kami melalui SESAWI FLORES ini. Kami butuh dukungan baik dalam kebijakan maupun dalam hal sponsorisasi biaya bagi anak-anak orang sederhana di kampong, agar mereka bisa kembali dan membangun desanya dari sana,” lanjutku. “Dan orang seperti bapak Bupati tahu dengan baik peta wilayah, peta sumber daya dan pasti memiliki perencanaan untuk membangun wilayah ini mulai dari desa-desa terpencil di sini. Kami bisa mewadahi keprihatinan bapak melalui Sesawi Flores yang berupaya mendidik para calon guru dan pelaku pembangunan pedesaan.”

Kunjungan siang itu diselingi dengan santapan siang bersama, dan juga kunjungi ke kebun di rumah jabatan Bupati yang luasnya tak kurang dari 5 ha itu. “Kami juga sedang berusaha membantu biaya pendidikan dengan mengelola Kebun Buah Plus di lokasi kami yang kecil di Ngorabolo, Takatunga, Ngada, pak.” “Lalu mau ditanam apa di sana?” tanya pak Yos didampingi ibu Sun. “Kami mau tanam papaya Bangkok dan diselingi dengan pakan untuk ternak seperti jagung, talas, kestela, jahe, dan sayur-sayuran. Untuk maksud ini, kami akan mengirimkan tiga tenaga ke Yayasan Karang Widya untuk 6 bulan, guna dilatih dalam hal pertanian organik di sana.” ”Pater, kebun ini boleh Pater kelola selama masa jabatan saya. Hasilnya untuk membiayai Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores. Saya akan carikan seorang anak untuk bersama anak-anak Pater dilatih dalam hal pertanian organik, dan mereka akan mengelola kebun ini bersama Pater,” katanya mengakhiri pertemuan kami hari itu.

Sungguh sebuah tahapan penting dalam perjalanan Sesawi Flores. Tak muluk-muluk, tetapi ada komitmen yang dibangun bersama. SESAWI FLORES bersama Pemerintah Daerah yang bupatinya adalah seorang pemerhati dan pelaku pendidikan, yang memiliki hati untuk orang kecil di desa, di wilayah pesisir dan terpinggirkan.

Copyright @ Borong, 21 Mei 2010 by Ansel Meo

Saturday, May 15, 2010

KEMANDIRIAN (1) : DEPOT PERTANIAN LESTARI AGI-GODHOGI

LAHAN PERTANIAN YANG SEMPIT UNTUK PROGRAM PERTANIAN-PETERNAKAN DAN PERIKANAN AIR TAWAR SEBAGAI SUMBER UNTUK MENDANAI BEA SISWA

Ide yang sedikit gila?

Ketika pertama kali menyampaikan ide "DEPOT PERTANIAN LESTARI AGI-GODHOGI" di tengah keluarga seraya meminta isin untuk menggunakan lahan mereka untuk kegiatan ini, reaksi yang muncul ialah
penolakan. "Ini ide gila! Bagaimana mungkin harus memotong cengkeh demi menanam pepaya?" itulah kata keras yang disampaikan kepadaku.

Apa sebabnya mereka menolak?

Alasannya mudah ditebak? Di atas lahan seluas 40x60 meter2 telah tumbuh berbagai tanaman perdagangan yang menjanjikan hasilnya. Ada cengkeh, pohon buah-buahan seperti durian. Semuanya dalam jumlah sedikit. Kecuali cengkeh yang berjumlah 27 pohon itu, menjulang tinggi dan ditanam rapat sehingga 4 tahun terakhir hasilnya tak nongol-nongol.

Penolakan yang perlu ditanggapi dengan kepala dingin. Saya punya alasan lain yang menurut saya mesti menjadi bahan pertimbangan penting. Cengkeh memang bagus, tapi bagaimana kalau ia tak pernah menghasilkan lagi. Ia tak lagi menghasilkan karena sudah terlalu rapat tanamannya, dan pohonnya amat tinggi dan si empunya kebun tak punya tenaga untuk naik dan memetik hasil ketika mereka berbuah.

Pertimbangan lainnya, keluarga ini memiliki anak sekolah yang membutuhkan uang tiap hari. Bagaimana membiayai mereka kalau harus menunggu hasil cengkeh setahun sekali? Pdahal di tempat ini terdapat dua mata air yang airnya tak pernah kering. Ada cara lain mengusahakan lahan sempit ini untuk memberikan hasil yang lebih besar dengan investasi yang kecil.

Itulah sebabnya, tantangan awal ini saya sikapi dengan positip. Depot Pertanian Terpadu ini harus jadi.

Kebun Buah Plus

Namanya Depot Pertanian Lestari. Kedengarannya amat keren dan ikut mode. Apa boleh buat? Bukannya karena mau keren dan ngetrend. Tapi memang itulah yang hendak dibuat, sehingga lahan kecil ini bisa memberikan penghasilan maksimal yang menjawabi kebutuhan riil di lapangan. Dari pada keren segala, kami pakai saja nama ini : KEBUN BUAH PLUS. Yang kelihatan dari luar, yang dominan terlihat adalah Kebuh Buah Pepaya. Maksudnya menanam pepaya untuk bisa dikonsumsi sendiri atau juga untuk dijual menghasilkan uang atau juga diolah untuk menghasilkan uang.

Namun sesungguhnya yang dikehendaki adalah lebih luas dari itu. Kebun Pepaya adalah pintu masuknya. Yang menjadi isinya tidak cuma pepaya, tetapi pepaya dengan TANAMAN SELA yang beragam. Kebun Buah ini sekaligus akan menjadi juga kebun pakan ternak baik ternak babi maupun ternak ayam. Maka tanaman sela yang akan ditanam setalah pepaya adalah, jagung, talas, pisang dan haliah. Akan diatur secara rapih sehingga lahan sempit ini memang bisa menghasilkan banyak.

Untuk apa pakan ini? Untuk peternakan ayam buras dan peternakan babi yang menjadi kebutuhan utama masyarakat di sini. Pemupukan dasar bagi buah adalah kotoran ayam, dan pakan tadi memberikan makanan bagi ayam dan babi. Kotoran babi akan masuk kebun buah kembali. Sehingga kebun ini akan dikelola bebas bahan kimia dan menjamin kelestarian alam.

Jadi Kebun Buah Plus itu dimaksudkan kebun buah bersama tanaman sela untuk pakan ternak serta tanaman yang bernilai sebagai obat pembasmi hama alamiah. Semuanya akan diarahkan untuk menghasilkan uang dan membantu untuk membiayai anak-anak mereka.


........... nanti bersambung ............


Thursday, May 13, 2010

(7). LPPS FLORES - LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN SESAWI FLORES

Manajemen Berbadan Hukum yang Mewakili BS3F dalam Pengelolaan Program Pengembangan Masyarakat dan Berbagai Sumber Dayanya


Program Bea Siswa Solidaritas SESAWI FLORES pada tahun 2010 ini genap berusia 10 tahun, satu jangka waktu yang cukup panjang untuk sebuah program. Sejalan dengan hasil yang dicapainya, serta dukungan banyak pihak untuk mengelolanya untuk kepentingan lebih banyak orang, SESAWI FLORES kini mengusahakan satu langkah konkrit untuk memperkenalkannya di depan hukum.


Langkah itu berbentuk LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN SESAWI FLORES, yang disingkat dengan nama LPPS FLORES dengan Akta Notaris Nomor 28, tanggal 17-03-2010. Pendirian LPPS FLORES ini ditandatangani oleh: (1) Tuan Drs. LUKAS LEGE, (2) Tuan DOMINIKUS DUE, (3) Tuan KASIANUS SORO, (4) Tuan APOLONARIUS BATE, (5) Nyonya ELISABET WUNU. Lembaga ini berkedudukan dan berkantor di Ngorabolo, RT/RW : 001/001, Desa Takatunga, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

7.1. Maksud dan Tujuan Lembaga


Sesuai dengan Pasal 3 Akta pendiriannya, Lembaga ini memiliki maksud/tujuan sebagai berikut :


7.1.1. Berperan serta secara aktif dalam mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu Menciptakan masyarakat adil, makmur, sejahtera lahir dan batin.
7.1.2. Meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia, Sumber Daya kebudayaan, demi menunjang pembangunan di Bidang Pendidikan, Sosial, Demokrasi, Kesetaraan Gender, Hukum, Kebudayaan, Ekonomi dan Komunikasi Massa – publikasi melalui kursus-kursus, penelitian, pengkajian, diskusi, seminar dan lokakarya, pameran dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya.
7.1.3. Membangun manusia pembangun, yaitu manusia yang cerdas/terampil, aktif dan kreatif serta berdedikasi dengan penuh pengabdian memiliki kemampuan untuk hidup mandiri.


7.2. Kegiatan dan Usaha


Usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai Maksud dan Tujuan di atas, sebagaimana terumus dalam Pasal 4 Akta ini adalah:
7.2.1. Menyelenggarakan/mendirikan pendidikan non formal serta membuka kursus-kursus dan atau pelatihan-pelatihan kerja; pengembangan media informasi dan pendokumentasian kebijakan publik.
7.2.2. Menyelenggarakan kegiatan peningkatan pendapatan masyarakat kecil melalui usaha-usaha di bidang pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan/kehutanan dan usaha bersama lainnya.
7.2.3. Mengadakan penelitian/riset, survey/kajian-kajian ilmiah menyangkut hajat hidup orang banyak/masyarakat dalam berbagai bidang disiplin ilmu.
7.2.4. Memberikan pelayanan sosial ekonomi dan advokasi dalam berbagai macam bentuk kegiatan dan pembinaan kelompok-kelompok sasaran demi usaha mengentaskan kemiskinan, meningkatkan potensi sumber daya manusia/masyarakat, jender, managemen informasi dan komunikasi.
7.2.5. Pendidikan kemasyarakatan dan studi kearifan lokal, Penyiaran melalui bidang elektronik, buletin/majalah/brosur/buku dan penerbitan informasi lainnya.
7.2.6. Mengadakan negosiasi atau hubungan kerjasama dengan badan-badan pemerintah dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat serta perorangan yang bergerak dalam bidang kegiatan sejenis baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, dalam arti kata yang seluas-luasnya dengan mengindahkan semua peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lembaga ini juga akan melakukan semua usaha yang perlu untuk mencapai Maksud dan Tujuan tersebut baik sendiri maupun secara bersama-sama dengan Badan-badan lainnya yang sehaluan dengan LEMBAGA ini, dengan memperhatikan dan mengindahkan semua Peraturan Pemerintah yang berlaku.


7.3. Rencana Kegiatan Lembaga Untuk Tahun 2010


Sambil melengkapi semua proses yang diperlukan sebagai lembaga yang berbadan hukum, lembaga ini akan menjalankan kegiatan-kegiatan yang direncanakannya. Dan untuk Tahun Buku 2010, LPPS FLORES secara strategis berencana akan melaksanakan kegiatan berikut:
7.3.1. Menetapkan Anggaran Rumah Tangga Lembaga yang akan dijalankan oleh Dewan Pengurus LPPS FLORES.
7.3.2. Mengelola secara bersama DEPOT PERCONTOHAN USAHA TERPADU di Kawasan Agi-Godhogi dalam kerjasama dengan para alumni Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT) Salatiga yang ada di Flores di bawah bimbingan Br. Petrus Nuga, SVD. Pengelolaan DEPOT ini dan unit-usaha pendukungnya ditujukan untuk mendukung secara langsung Program BEA SISWA SOLIDARITAS SESAWI FLORES

(6). BANTUAN MODAL PIHAK KETIGA

Perlunya Dana Pendidikan dan Modal Bergulir Pihak Ketiga Demi Keberlanjutan BS3F


Dari pengalaman yang nyata, keberhasilan sebuah karya besar untuk masyarakat pada umumnya ditentukan oleh manajemen yang bagus serta dukungan dana yang cukup. Juga dalam masalah pembiayaan pendidikan. Hal ini dapat kita saksikan secara kasat mata baik yang terjadi di lingkungan pemerintahan maupun di lingkungan swasta atau lembaga non profit lainnya.

Sesawi Flores menyadari sepenuhnya bahwa kemauan serta rencana strategis yang digambarkan di atas membutuhkan dana segar baik berbentuk hibah maupun berbentuk dana bergulir yang nantinya dapat dikembalikan serta digulirkan kepada kelompok lainnya dalam binaan SESAWI FLORES.

6.1. Dana Hibah atau Pinjaman Tanpa Bunga Untuk Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores
Program Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores yang dikelola oleh SESAWI FLORES selama ini memang mengandalkan bantuan para donatur luar negeri dan dalam negeri yang adalah para kenalan dan sahabat P. Anselmus Meo SVD. Semakin tingginya permintaan para mahasiswa yang ingin bergabung karena ketiadaan dana pendidikan dari orangtua mereka, kini terasa semakin urgen adanya dana dari pihak pemerintah dan lembaga donor lainnya untuk membantu program ini.

Dana bisa diberikan sebagai dana hibah, artinya pemerintah lewat lembaga-lembaganya bisa secara sengaja mengalokasikan dana yang diberikan kepada SESAWI FLORES untuk kepentingan beasiswa ini.

Selain itu, sebagaimana praktek yang berlaku di SESAWI FLORES selama ini dengan para donatur tetapnya, pemerintah atau lembaga donor bisa memberikan pinjaman dana yang disimpan di rekening Sesawi Flores yang bunganya bisa digunakan untuk membantu Bea Siswa ini. Modalnya dikembalikan setelah jangka waktu tertentu kepada pemberinya.

6.2. Dana atau Modal Bergulir Untuk Penguatan Ekonomi Keluarga

Karena program ini dipadukan dengan penguatan ekonomi keluarga di pedesaan lewat pengembangan pertanian dan Pedesaan Lestari dan Terpadu, maka SESAWI FLORES memerlukan juga dana bergulir yang cukup besar untuk diberikan untuk dikembangkan oleh unit-unit usaha SESAWI FLORES maupun kepada keluarga-keluarga binaan SESAWI FLORES.
Kucuran dana ini akan digunakan untuk mengembangkan berbagai program di atas, yang diatur dalam manajemen yang baik dan dipertanggungjawabkan. Dana ini bisa disalurkan melalui Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sesawi Flores atau LPPS Flores yang mewakili SESAWI FLORES dalam mengelola dana-dana strategis dari pihak ketiga. LPPS FLORES inilah badan hukum resmi yang akan mengatas namai Program Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores ini dalam urusan publik dan pengembangan masyarakat pedesaan.

(5) PROGRAM USAHA TERPADU UNTUK PERTANIAN DAN PEDESAAN LESTARI

Penguatan Ekonomi Keluarga

Lewat Program Peluang Usaha Terpadu dan Lestari



Kesinambungan Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores tentu saja tidak diletakan pada pundak para alumni dalam bentuk tabungan bulanan, tetapi mesti juga melibatkan segala pihak dengan menggandakan sumber daya yang ada.


Peluang ini kami temukan juga dalam sebuah bentuk pemberdayaan ekonomi keluarga yang kami namakan Pengembangan Pertanian Lestari dan Terpadu. Konsep ini bukanlah suatu konsep yang baru terbentuk, namun sudah ada sejak Sesawi ini terbentuk.


Dengan lambang pohon sesawi, keterikatan Sesawi Flores terhadap pertanian adalah sebuah keterikatan alamiah. Dan karena perumpamaan biji sesawi juga menjelaskan tentang adanya burung-burung yang bernaung di dahan-dahan tumbuhan ini, maka dunia ternak atau peternakan adalah bagian integral dalam pengembangan SESAWI FLORES. Perpaduan kedua bidang ini yang mewakili perlunya pengembangan terpadu semua potensi alamiah yang ada di suatu lokasi atau kawasan, kiranya menjadi gambaran yang sempurna tentang konsep Pertanian Lestari dan Terpadu yang mau dikembangkan untuk menguatkan ekonomi keluarga.


5.1. Kesadaran akan Masalah - Masalah yang Dihadapi oleh Keluarga-Keluarga di Desa


Dasar utama dimulainya ide pengembangan Pertanian dan Pedesaan Lestari dan Terpadu, sesungguhnya tak bisa dilepaskan dari kesadaran akan masalah-masalah yang tengah dihadapi oleh keluarga-keluarga atau oleh desa itu sendiri. Beberapa di antaranya adalah:


5.1.1. Hasil-hasil pertanian yang makin menurun baik dalam kualitas maupun dalam hal kuantitasnya, yang disebabkan oleh berkurangnya kesuburan tanah, perubahan iklim yang ditandainya menurunnya curah hujan, serta munculnya berbagai hama dan penyakit yang tak bisa terkendali.


5.1.2. Melemahnya institusi adat yang mengakibatkan keluarga-keluarga ini mulai kehilangan identitas budaya dan adat istiadatnya.


5.1.3. Pengaruh dan dampak negatip globalisasi yang tak bisa dihentikan dengan adanya pasar bebas yang menjual belikan produk yang bersaing di pasar.


5.1.4. Tak mampunya petani bersaing dalam soal pemasaran, baik karena kualitas yang tak memadai maupun oleh ketiadaannya jaringan pemasaran yang membantu mereka memasarkan hasil produksinya.


5.1.5. Kurangnya atau tiadanya modal keluarga tani untuk mengembangkan usaha pertanian dan usaha-usaha lainnya.


5.1.6. Kurangnya lahan pertanian dan minimnya bimbingan pertanian dan usaha perekonomian yang terencana, efektif adan efisien.


5.1.7. Makin berkurangnya kualitas makanan yang sehat dan berkecukupan yang dikonsumsi keluarga-keluarga.


5.2. Visi Ekonomi Keluarga Dalam Konsep Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Lestari dan Terpadu


Masalah-masalah di atas seharusnya bukan halangan yang membuat masyarakat desa berkecil hati. Masalah yang tak bisa dihindari ini seharusnya dihadapi dengan strategi serta visi yang tepat. SESAWI FLORES mengamini kenyataan ini. Karena itu visi yang diambil adalah sebagai berikut.


5.2.1. Pemberdayaan dan wirausaha keluarga-keluarga dalam kebersamaan dan Gotong Royong

5.2.2. Pertanian Organik yang menjunjung tinggi kesehatan, ekologi, keadilan dan kepedulian.
5.2.3. Penguatan spiritual sebagai wujud kesadaran bahwa karya pertanian adalah pengambilan bahagian dalam karya Allah untuk menyelamatkan manusia dan dunia.
5.2.4. Pengolahan Pasca Panen dalam Industri Rumah Tangga
5.2.5. Jaringan Pemasaran
5.2.6. Tabungan untuk Pendidikan
5.2.7. Pengembangan Benih Lokal dan Benih Unggul serta Pengendalian Hama secara Alamiah
5.2.8. Pembuatan Pupuk organik
5.2.9. Pembukaan dan Pengembangan Jalan Tani atau Jalan Lingkungan
5.2.10. Pelestarian Mata Air dan Pengelolan Air Minum yang Berkualitas dan Sehat
5.2.11. Kajian, Penelitian dan Penerbitan Buku Hasil Uji Coba di Lapangan


5.3. Program yang Hendak Dijalankan


Berdasarkan visi yang digariskan di atas, SESAWI FLORES secara bertahap dan terencana akan menjalankan program-program penguatan ekonomi keluarga dengan tujuan untuk secara langsung menyiapkan dana pendidikan bagi anak-anak yang dibiayai oleh program bea siswa solidaritas Sesawi Flores.


Program-program dimaksud bisa kami urutkan sebagai berikut :


5.3.1 Rekoleksi dan Pembekalan Rohani dengan materi dasar seputar: (1) keluarga sebagai Gereja Allah dan lembaga ekonomi, (2) Pembangunan Pertanian Lestari sebagai partisipasi dalam karya penciptaan Allah untuk mewujudkan manusia atau masyarakat yang sehat, mandiri dan sosial, (3) Keadilan, Damai, Keutuhan Ciptaan sebagai Tugas dan Tanggung Jawab Kita terhadap Diri, sesama, alam dan Tuhan dan (4) Solidaritas Pendidikan sebagai Upaya Memanusiakan Manusia sebagai Citra Allah.
5.3.2 Pengelolaan Kebun Buah di Kawasan Agi-Godhogi dan sekitarnya (Lelo, Hobosara) untuk pengembangan Pepaya Bangkok, tanaman haliah, pembibitan, perikanan air tawar, pengelolaan air minum.
5.3.3 Peternakan Ayam Buras di pekarangan rumah semua anggota keluarga yang tercakup oleh Sesawi Flores dan pengembangannya. Selain untuk menyediakan telur dan daging ayam, peternakan ini akan juga menghasilkan pupuk kotoran ayam yang menjadi pupuk dasar bagi pertanian organik yang dimaksudkan di atas.
5.3.4 Pengelolaan industri rumah tangga berupa Sari Jahe Sesawi Takatunga, Jus Buah serta Buah-buahan Segar dengan label dan merek SESAWI TAKATUNGA. Pemberian merek dalam produk ini merupakan bentuk pertanggung jawaban Sesawi Flores kepada konsumen bahwa produknya baik, sehat, halal dan bermutu.
5.3.5 Produksi pupuk kotoran ayam, jamu ayam tradisional, obat pembasmi hama alamiah SESAWI Takatunga.
5.3.6 Pengembangan tanaman perdagangan vanili sebagai tanaman sela pada kebun buah yang ada di atas.
5.3.7 Pengembangan Ikan Air Tawar dan Belut di Agi
5.3.8 Penataan Air Minum dan Irigasi untuk Pertanian serta Pengolahan Air Minum Isi Ulang SESAWI
5.3.9 Produksi bibit unggul buah-buahan, ayam, ikan, belut dan lainnya.
5.3.10 Kursus dan Pelatihan Program Usaha Terpadu Untuk Pertanian dan Pedesaaan LestariPenerbitan Buku dan Kajian serta Penelitian

(4). ASA SESAWI FLORES

Aksi Solidaritas Alumni dan Simpatisan BS3F
untuk Menggalang Dana bagi Program BS3F



Kehadiran SESAWI FLORES dan tekad mulia yang diembannya tidak akan membawakan manfaat nyata kalau tak didukung dengan strategi dan perencanaan yang jitu dan tepat sasar. Perlu ada gerakan dan aksi nyata semua pihak, terutama aksi solidaritas dari mereka yang pernah merasakan manfaat dari Bea Siswa ini.


Kami membutuhkan dukungan perencanaan dan strategi untuk mewujudkannya. Dan strategi yang diproyeksikan bisa membuat bea siswa ini berkesinambungan adalah: gerakan pengumpulan dana alumni dan para simpatisan Sesawi Flores atau ASA SESAWI FLORES. Bersama dengan program kembarannya yang berupa penguatan ekonomi keluarga lewat konsep pengembangan pertanian dan pedesaan lestari dan terpadu, kami yakin Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores ini akan membawa manfaat bagi para peserta Bea Siswa Sesawi Flores maupun masyarakat yang ada di sekitar mereka.


4.1. Mengapa Kami Membutuhkan Dukungan Penuh Para Alumni Sesawi Flores ini?

Para alumni penerima Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores sesungguhnya adalah mereka yang pernah mengenyam kebaikan lembaga kecil ini dalam hidup mereka. Ibarat burung-burung yang pernah merasakan naungan, makanan dari tumbuhan Sesawi, merekapun pasti tak ingin agar naungan sesawi hanya berhenti pada diri mereka.


Ada banyak orang lain yang mengalami nasib seperti mereka sebelum dibantu SESAWI FLORES ini. Mereka inipun perlu dibantu untuk keluar dari kesulitan mereka, terutama dalam membiayai pendidikan mereka. Dan karena para alumni telah memiliki pekerjaan mereka masing-masing, maka saatnya mereka bergabung dalam Gerakan Penggalangan Dana Alumni bagi Sesawi Flores, yang selanjutnya disingkat dengan nama Aksi Solidaritas Alumni dan Simpatisan Sesawi Flores atau ASA SESAWI FLORES, yang berarti Harapan Sesawi Flores.

4.2. Siapa Saja yang Bisa Bergabung dengan ASA SESAWI FLORES ini?


Dari namanya, yang otomatis menjadi anggota ASA SESAWI FLORES adalah para alumni. Selain mereka disebutkan juga simpatisan, yakni para pemerhati pendidikan yang peduli dan ingin bersama Sesawi Flores menyumbangkan dana tetap bagi Bea Siswa Solidaritas ini. Karena itu, para anggota ASA SESAWI FLORES adalah :


4.2.1. Alumni Penerima Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores


Yang termasuk dalam kelompok ini adalah para alumni yang pernah mendapatkan bea siswa solidaritas Sesawi Flores, baik secara penuh maupun yang menerima bantuan secara tak penuh. Mereka semua sejauh nama-namanya diingat dan terdata, akan kami kontak untuk mempelopori ASA SESAWI FLORES ini.


Selain mereka yang terdata, sebenarnya masih ada nama-nama lain yang tak terdata, tetapi dalam satu dan banyak cara pernah mendapatkan dana, hadiah, maupun jalan serta cara mendapatkan dana untuk pendidikannya via Sesawi Flores. Mereka ini telah menamatkan pendidikannya dan telah memiliki pekerjaan tetap atau telah berkeluarga.


4.2.2. Simpatisan dan Pemerhati Pendidikan


Yang termasuk dalam kelompok Simpatisan Sesawi Flores ini adalah para pemerhati pendidikan yang ingin membantu secara langsung Program Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores. Mereka ini dengan tahu dan mau memberikan dana atau sumbangan secara tetap atau tidak tetap, materi untuk diuangkan demi mendukung program ini. Mereka juga bisa meminjamkan uang atau modal mereka untuk disimpan atau dikelola oleh Sesawi Flores untuk suatu jangka waktu tertentu tanpa bunga. Hasil pengembangan modal mereka ini akan membantu program bea siswa Sesawi Flores, sedangkan modal mereka dikembalikan setelah jangka waktu yang disepakati.


Yang juga termasuk dalam kelompok para simpatisan ini adalah juga mereka yang ingin mensponsori pendidikan calon guru SD/SMP di sekolah tempat asal mereka. Mereka memasukan dana via Sesawi Flores untuk diberikan kepada mahasiswa calon guru yang mereka kehendaki. Kelompok ini diharapkan bertumbuh dan berkembang, atas kerja keras para alumni yang mau memperkenalkan program ini kepada mereka.


Baik orang perorangan maupun lembaga atau yayasan bisa mensponsori para mahasiswa yang mereka kehendaki untuk disekolahkan dan kemudian dikembalikan kepada lembaga atau tempat/desa asal para sponsor.


4.3. Pengurus


Untuk memulai ASA SESAWI FLORES, kami memulai dengan mendatakan para alumninya dan berusaha untuk mendapatkan kontak di mana mereka berada. Untuk itu sejauh bisa dimulai, kami meminta saudara-saudari yang namanya disebutkan di bawah ini untuk mulai mengorganisir ASA SESAWI FLORES dan menggalangkan dana dengan cara menabung secara tetap/bulanan bagi Tabungan Pendidikan Sesawi Flores.


Kepengurusan awal ASA SESAWI FLORES adalah para alumni sbb:


· Koordinator Umum : Matilde Ninu
· Bendahara : Lusia Maria Wunu
· Penghubung Wilayah Ngada : Maria Immakulata Tey
· Penghubung Wilayah di Luar Ngada : Merry Bura


4.4. Kegiatan


ASA SESAWI FLORES melakukan pengumpulan dana secara tetap/bulanan dalam jumlah tertentu untuk dimasukan ke Tabungan Pendidikan Sesawi yang bisa digunakan sewaktu-waktu demi melanjutkan Bea Siswa ini bagi anggota lainnya.


Besarnya dana bulanan itu diharapkan mulai dengan jumlah Rp 50.000 setiap bulannya, hingga jumlah yang lebih besar sesuai dengan kemampuan mereka dan besarnya penghasilan mereka. Bagi yang mensponsori biaya pendidikan seorang calon guru, hendaknya juga mengingat bahwa biaya pendidikan seorang calon guru SD/SMP per tahun berkisar antara Rp 2, 5 juta hingga Rp 5 juta. Karena itu bila bermaksud mensponsori biaya pendidikan seseorang secara, hendaknya mempertimbangkan jumlah ini.


Kegiatan seperti inilah yang digalangkan oleh para donatur SESAWI FLORES di luar negeri, yang menabung secara tetap dengan jumlah yang sama untuk disumbangkan bagi kelangsungan Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores ini.


Tabungan atau Sumbangan Alumni dan Simpatisan ini berbentuk :


(1) Sumbangan dan Tabungan Wajib bagi para alumninya dan simpatisan yang ingin mensponsori pendidikan seseorang,


(2) Sumbangan Sukarela dan


(3) Sumbangan pihak lain yang ingin meminjamkan dana mereka untuk dikelola atau disimpan di rekening Sesawi Flores untuk suatu jangka waktu tertentu tanpa bunga.


Lebih lanjut para alumni ini bisa juga menggalang dana pihak lain untuk dipinjamkan tanpa bunga bagi pengembangan Bea Siswa Sesawi Flores.


Minimal sekali setahun, para alumni ini berkumpul bersama dengan penerima Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores dalam kegiatan yang bermakna bagi Sesawi Flores, bagi masyarakat dan bagi generasi muda dan anak-anak.


4.5. Bank :


Dana dimaksud akan dimasukan ke rekening Sesawi Flores berikut :


Bank : BRI Cabang Bajawa
Nomor Rekening : 0274-01-009015-50-6
Nama : Elisabet Wunu


Dana atau sumbangan ini bisa dimasukkan secara tetap per bulan atau diakumulasikan baru dikirim sekali atau beberapa kali setahun.


Pengiriman dana ini langsung ditujukan kepada Bank di atas dengan pemberitahuan langsung kepada Penanggung Jawab Rekening SESAWI FLORES atas nama Ibu Elisabet Wunu di atas.


4.6. Pemanfaatan Dana ASA SESAWI FLORES


Dana atau sumbangan Alumni dan Simpatisan Sesawi Flores, secara langsung akan digunakan untuk memback-up Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores. Artinya dana ini dihimpun untuk membantu langsung pembiayaan pendidikan para peserta atau Penerima Bea Siswa Sesawi Flores selama tahun berjalan.


Bila selama tahun berjalan masih ada sisanya, maka dana sisa ini akan dimasukkan ke Tabungan Pendidikan Sesawi yang akan langsung dimasukkan ke rekening Tabungan Sesawi Pendidikan, yang tak bisa ditarik hingga akhir tahun berjalan. Dan bila memungkinkan akan dipinjamkan sebagai modal bergulir bagi penguatan ekonomi keluarga sebagaimana dicakup oleh SESAWI FLORES.

(3) TABUNGAN PENDIDIKAN SESAWI

Mempersiapkan Dana Pendidikan Tinggi untuk Anak Sejak Awal Lewat Tabungan Bersama

Bagian ketiga tulisan tentang “SESAWI FLORES” ini akan menguaraikan tentang Tabungan Pendidikan Sesawi, sebagai salah satu upaya nyata guntuk mempersiapkan Dana Pendidikan Tinggi untuk anak-anak yang berasal dari keluarga sederhana di pedesaan.

Sebagaimana telah disinggung dalam kisah awal pengembangan ide Sesawi ini, gerakan tabungan ini sesungguhnya mengaplikasi secara langsung kegiatan menabung mingguan bagi keluarga sederhana di paroki Ballimagroarty, Derry - Irlandia Utara.

3.1. Latar Belakang

Tabungan Solidaritas Pendidikan Sesawi ini sesungguhnya lahir dari suatu kesadaran bahwa situasi pembiayaan pendidikan seyogyanya mesti direncanakan bersama dan disiapkan sejak awal, ketika anak lahir dalam keluarga. Kesadaran seperti ini mendapatkan peneguhannya pada kenyataan bahwa pengalaman kasat mata memang menunjukkan bahwa pembiayaan pendidikan menjadi proses yang memiskinkan keluarga di pedesaan.

Apalagi penghasilan keluarga-keluarga sederhana di pedesaan semakin tak menentu, menyusul hasil panenan yang tak maksimal, sementara biaya pendidikan anak di tingkat SLTA hingga Peguruan Tinggi menjadi semakin mahal. Itulah sebabnya, kebiasaan menabung untuk anak harus diusahakan sejak awal. Maka lahirlah ide untuk menabung bersama Tabungan Solidaritas Pendidikan Sesawi.

3.2. Nama dan Arti

Dua hal utama yang hendak dijelaskan di sini adalah tentang Tabungan Solidaritas Pendidikan dan Sesawi sebagai identitas tabungan ini.

3.2.1 Tabungan ini bernama Tabungan Solidaritas Pendidikan Sesawi, yang disingkat seterusnya dengan nama Tabungan Pendidikan Sesawi. Disebut Tabungan, karena kegiatan utamanya adalah menabung. Disebut pula Solidaritas Pendidikan, karena bermaksud menyiapkan tabungan untuk membiayai pendidikan peserta tabungan dalam solidaritas bersama dengan semua anggota lainnya, dan dengan bantuan orang lain yang memiliki keperihatinan untuk membantu mereka.

3.2.2 Nama SESAWI yang menjadi identitas Tabungan ini sungguh bernafaskan Kitab Suci. Nama ini diambil dari perumpamaan Yesus tentang Kerajaan Sorga. “Kerajaan Sorga itu,” kata Yesus, “seumpama biji sesawi yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis beni, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang - cabangnya.” (bdk. Mt. 13, 31-32). Dengan demikian nama SESAWI ini hendak melukiskan aspek “kecil” itu, dalam arti bahwa anggotanya adalah anak-anak dan orang-orang kecil.

3.3. Tujuan

Beberapa tujuan yang mau dicapai lewat kegiatan tabungan pendidikan ini adalah sbb:

3.3.1. Membantu menyiapkan pendidikan terutama untuk biaya pendidikan lanjutan baik di tingkat universitas maupun untuk ketrampilan keahlian sejak awal, yakni sejak anak lahir hingga duduk di bangku SLTA

3.3.2. Membiasakan diri anak untuk menabung sejak kecil dengan bantuan orangtua mereka.

3.3.3. Bila bunga tabungan bersama cukup besar, maka bisa diberikan sebagai Bea Siswa Prestasi, ketika anak-anak peserta tabungan berada di bangku SD hingga SLTA.

3.4. Keanggotaan

Yang menjadi anggota atau peserta Tabungan ini ialah :

3.4.1. Anggota utamanya adalah anak-anak sejak baru lahir hingga anak-anak yang duduk dibangku SD dalam lingkungan kerabat dan kenalan di pedesaan.

3.4.2. Anak-anak lain yang duduk di bangku SLTP dan SLTA atau mereka yang belum berkeluarga yang ingin menyiapkan biaya pendidikan bagi anak-anaknya di kemudian hari.

3.4.3. Keanggotaan otomatis terhenti ketika peserta tabungan tak lagi menabung selama 3 bulan berturut-turut. Namun berkeinginan untuk melanjutkannya lagi, maka kemungkinan untuk itu selalu tersedia.

3.5. Jenis, Besarnya Tabungan serta Bunga

3.5.1. Jenis tabungan ini meliputi (1) Tabungan Wajib, (2) Tabungan Sukarela, (3) Tabungan Bantuan Pihak Lain.

3.5.2. Tabungan Wajib adalah sejumlah uang yang wajib disetor setiap bulan yang besarnya berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 10.000. Para anggota yang diwakili oleh orangtua mereka memilih jumlah yang sesuai dengan kemampuan mereka.

3.5.3. Tabungan Sukarela adalah jumlah uang yang ditabungkan secara sukarela, yang adalah hak anggota dan besarnya bervariasi sesuai dengan kemampuan. Keuangan dari pesta-pesta sambut baru anak misalnya sebaiknya dimasukkan untuk menambah tabungan anak.

3.5.4. Tabungan Bantuan Pihak Lain adalah jumlah uang yang diberikan oleh pihak ketiga yang mengenal si penabung yang ditabungkan untuk peserta bersangkutan.

3.5.5. Tabungan peserta tak dikenakan bunga. Bunga tabungan bersama akan menjadi milik bersama yang akan dipakai pada saat peserta tersebut memasuki pendidikan lanjutan.

3.6. Waktu

3.6.1. Tabungan ini dijalankan pada setiap bulan. Pengumpulan dana dilakukan oleh kolektor sejak tanggal 1 hingga tanggal 10 dalam bulan dan akan dimasukkan ke bank/rekening Tabungan Pendidikan Sesawi selambat-lambatnya tanggal 15 dalam bulan yang sama.

3.6.2. Keikut sertaan dalam kegiatan Tabungan ini boleh dipilih untuk jangka waktu (1) lima tahun (2) 10 tahun.

3.7. Penanggung Jawab dan Petugas

3.7.1. Orangtua atau wali adalah penanggung jawab langsung atas nama anak dalam kegiatan menabung. Orangtualah yang menyerahkan uang tabungan kepada kolektor untuk diisi ke rekening bersama Tabungan Pendidikan Sesawi.

3.7.2. Para penabung dalam hal ini diwakili oleh orangtua atau wali mereka dianjurkan memilih seorang koordinator untuk membantu kelancaran Tabungan ini do berbagai wilayah tempat tinggal penabung.

3.7.3. Mereka juga berembuk untuk menentukan siapa saja petugas kolektor yang jujur dan berdedikasi, yang akan mengumpulkan uang tabungan dari anggota dari tanggal 1 hingga 10 dalam bulan, untuk selanjutnya diserahkan kepada koordinator atau bendahara, dengan pencatatan yang syah.

3.8. Pengelolaan

3.8.1. Tabungan ini tersimpan di BRI Unit Mataloko, dengan Nomor Rekening 4621-01-003080-53-0 atas nama Eduardus Ena.

3.8.2. Dana tabungan ini tak akan diambil hingga anak yang menabung memasuki pendidikan tinggi atau menamatkan pendidikannya di bangku SLTA.

3.8.3. Pengelolaan tabungan ini dilakukan secara terbuka. Artinya koordinator mengumumkan kepada semua peserta tabungan via wali atau orangtua mereka tentang perkembangan tabungan pada setiap akhir tahun buku yakni bulan Desember setiap tahun.

(2) Komunitas Belajar Mandiri (KBM) Sesawi Flores

Komunitas Mahasiswa/Pelajar yang Belajar Untuk Mandiri
Bersama Orangtua Asuh

Bagian kedua tulisan tentang “SESAWI FLORES” ini secara khusus menjelaskan tentang tahapan perkembangan SESAWI FLORES yang mulai menampakkan bentuknya yang bisa langsung menyapa kebutuhan para mahasiswa dan pelajar di Flores.

Tulisan tentang KBM Sesawi Flores ini berbentuk sebuah uraian tentang wujud Program Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores (BS3F) yang sudah dibentuk di kota Ende, Kabupaten Ende serta di Mataloko, Kabupaten Ngada, sejak tahun 2000.

2.1. Latar Belakang Pembentukannya

Ide pembentukan Komunitas Belajar Mandiri “Sesawi Flores” ini bermula dari kepedulian terhadap persoalan pendidikan, pembinaan serta pembiayaan yang menyertainya. Dari pengalaman kasat mata, terlihat bahwa cukup banyak anak dari “keluarga pra sejahtera” di wilayah pulau Flores ini yang berkeinginan untuk melanjutkan sekolah, tetapi tak bisa merealisasikannya karena ketiadaan biaya sekolah. Sementara itu, biaya yang ada untuk keperluan itu terlalu amat sedikit untuk dialokasikan buat mereka.

Karena itulah saya memikirkan serta mengupayakan satu bentuk convivium (hidup bersama berbentuk komunitas) yang beranggotakan para mahasiswa atau pelajar bersama orangtua asuh mereka. Hidup komunitas ini dilengkapi juga dengan unit-unit usaha produktip yang berguna bagi penanggungan biaya hidup dan juga biaya pendidikan mereka.

2.2. Mengapa “Komunitas Belajar Mandiri”?

Pertanyaan yang diajukan di sini meminta dari kita jawaban tentang alasan mengapa diberikan nama yang demikian sebagai nama Komunitas Sesawi Flores ini.

Deskripsi tentang nama itu, bisa diberikan sebagai berikut :

2.2.1. Komunitas :

Tidak disebut kelompok ataupun asrama tetapi sebuah komunitas, yang adalah suatu convivium atau hidup bersama yang didasarkan atas hubungan inter-personal. Komunitas ini adalah suatu persekutuan hidup bersama di antara anggota yang saling memandang dirinya sederajat. Komunitas ini memiliki komitmen untuk memupuk dan mengusahakan bersama pertumbuhan, baik dalam hal kepribadian, intelektual, spiritual dan semangat pelayanan dalam kasih persaudaraan.

2.2.2. Belajar :

Motivasi yang melatari kebersamaan para anggota di sini adalah untuk belajar. Para pelajar dan mahasiswa belajar di sekolah (secara formal) dan di tempat praktek (informal). Mereka belajar hidup bersama di komunitasnya, belajar bekerja untuk menghidupkan dirinya. Mereka juga belajar bersolidaritas bersama, dalam pendampingan dan perhatian penuh kasih dari para orangtua asuh mereka. Dimensi “keluarga” sungguh-sungguh adalah kekuatan kebersamaan mereka.

2.2.3. Mandiri :

Di samping belajar di sekolah atau lembaga pelatihan ketrampilan, para mahasiswa atau pelajar ini juga bekerja dalam berbagai usaha produktif untuk menghasilkan uang bagi biaya hidup dan biaya pendidikan mereka. Karena itulah rumah kediaman komunitas ini dilengkapi sedapat mungkin dengan kios sembako, unit peternakan, usaha penjualan buku, pengumpulan koran bekas, juga pengembangan koperasi. Para anggota komunitas ini mempersiapkan dirinya untuk bekerja demi masa depan mereka sendiri. Mereka disiapkan untuk mampu berdiri sendiri, mulai dari urusan dapur hingga usaha yang menghasilkan uang pada unit-unit ini.

2.2.4. Sesawi Flores :

Nama Sesawi adalah nama yang bernapaskan Kitab Suci Kristen (bdk Mat 13, 31-32). Dan Flores memberikan identitas asalnya yakni bumi Flores, Nusa Bunga tercinta ini. Tentang nama ini, pembaca bisa membandingkannya dengan penjelasan tentang nama SESAWI FLORES pada bagian pertama buku ini. Jadi yang hendak digambarkan dengan nama KBM SESAWI FLORES ialah komunitas pelajar dan mahasiswa yang berasal dari keluarga-keluarga pedesaan yang sederhana, yang bersama orangtua asuhnya bermaksud menggalang solidaritas di antara mereka, untuk membantu memberdayakan dirinya sendiri, namun pada gilirannya diharapkan bisa membantu orang lain yang nasibnya tidak lebih baik dari mereka, sebelum mereka bergabung dengan komunitas ini.

2.3. Keluarga Asuh dan Keadaan Komunitas yang Ada

2.3.1. Keluarga Asuh :

Sejak pembentukan KBM SESAWI FLORES, kami berusaha untuk menyadarkan tentang peran penting yang disumbangkan oleh para keluarga asuh yang menampung para penerima Program Bea Siswa Sesawi Flores.

Pemilihan keluarga asuh selama ini memang didasarkan pada hubungan kekerabatan atau persahabatan yang sangat dekat dengan pendiri Sesawi Flores, P. Anselmus Meo SVD. Keluarga asuh yang masih muda usia hidup berkeluarga mereka, diharapkan menjadi jembatan yang memudahkan para mahasiswa dan pelajar ini mempersiapkan diri untuk masa depan mereka, baik dalam dunia kerja maupun dalam dunia hidup berkeluarga.

2.3.2. Lokasi dan Tempat Tinggal Komunitas :

Sejak hadirnya KBM Sesawi Flores ini, dua komunitas belajar mandiri berfungsi secara baik.
Yang pertama beralamat di Jln. Durian, Kompleks Perumnas Ende, RT/RW 007/004, Kelurahan Mautapaga, Kecamatan Ende Timur, Kabupaten Ende bersama keluarga Bapak Kasianus Soro dan Ibu Bernadetha Kedhi. Di rumah ini dibangun juga rumah lantai ke II untuk kepentingan tempat tinggal para pelajar dan mahasiswa di Ende.
Yang kedua beralamat di RT/RW 016/003, Kelurahan Mataloko, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada bersama keluarga Bapak Eduardus Ena. Belum ada bangunan khusus yang disiapkan untuk kepentingan menampung para mahasiswa/i dan pelajar di sini. Diharapkan ke depan hal ini bisa direalisasikan.
Masih akan diusahakan untuk para mahasiswa/pelajar di kota Maumere, Ruteng, Kupang, Timor dan Malang, Jawa Timur, karena banyak mahasiswa/i penerima Program BS3F yang menimba ilmunya di kota-kota ini. Keluarga asuh akan diusahakan bagi para mahasiswa/i yang berada di kota-kota yang disebutkan di atas.

2.4. Tujuannya

Mengalami dan menghidupkan suatu kehidupan bersama yang bernuansa keluarga, yang diyakini sebagai basis utama setiap karya pendidikan. Kehidupan bersama mereka dilandasi pada syering, belajar saling mendukung, saling melayani dan berdoa bersama dan terlibat aktif dalam kehidupan komunitas basis di mana mereka berada.

Memupuk semangat bekerja tangan dan belajar bersama di rumah sebagai upaya untuk mendekatkan anggota kepada realitas kehidupan nyata. Dengan demikian lewat dan bersama KBM Sesawi Flores ini, sekolah sekolah baik formal maupun informal tidak akan menjauhkan pelajar dan mahasiswa dari dunia kerja yang kemudian akan digelutinya.

Menjalin dan mengembangkan solidaritas antara semua anggota komunitas dengan cara saling membantu, bekerja secara bergilir di setiap unit usaha dan saling menanggung beban dan kekurangan bersama.

Mempersiapkan anggota komunitas ini untuk trampil dalam menciptakan lapangan kerja sendiri atau belajar menghasilkan uang sendiri secara halal melalui usaha-usaha yang dikelola secara bersama.

Membiayai sendiri pendidikan serta biaya hidupnya lewat usaha-usaha produktif yang ada di tempat tinggal mereka.

2.5. Upaya Demi Kemandirian

Dalam usaha untuk mandiri, komunitas ini menjalankan usaha produktif, dengan menggunakan dana yang diperolehnya.

Usaha-usaha dimaksud ialah sebagai berikut :

Usaha peternakan : disediakan unit peternakan ayam (ras dan buras), itik dan babi. Direncanakan juga peternakan sapi bila dananya memungkinkan.

Kios sembako dan berbagai produk yang akan dihasilkan unit usaha Sesawi Flores lainnya.

Menjual buku-buku yang bermutu, yang potongan harganya langsung diperuntukkan bagi anggota komunitas.

Memulung semua kertas yang tak dipakai ataupun material lainnya yang bisa didaur ulang.

Pengadaan dan penjualan kaos, buku Agenda SESAWI FLORES, dll.

2.6. Bentuk-Bentuk Partisipasi Donatur

Donor atau sumbangan yang berupa uang untuk diberikan kepada program ini bisa langsung dialamatkan kepada Meo Anselmus pada BRI Cabang 0024 Ende, No. Rekening : 0024-01-024523-50-9. Atau juga dikirimkan kepada rekening untuk Aksi Solidaritas Alumni dan Simpatisan Sesawi Flores, yang dialamatkan kepada Elisabet Wunu pada BRI Cabang 0274 Bajawa, No. Rekening : 0274-01-009015-50-6.

Partisipasi sumbangan bisa juga berbentuk buku-buku berkualitas yang diminati pasaran. Diharapkan ada potongan harga buat KBM Sesawi Flores.

Modal yang berupa barang-barang kebutuhan pokok yang bisa dijual kembali oleh KBM Sesawi Flores.

2.7. Penutup

Komunitas Belajar Mandiri Sesawi Flores memang beranggotakan para pelajar dan mahasiswa yang tinggal bersama dua keluarga asuh mereka baik di Ende, maupun di Mataloko, Ngada. Bila pembaca hendak berpartisipasi secara langsung membantu mereka secara finansial, kami berharap pembaca bergabung dalam ASA Sesawi Flores yang akan dijelaskan berikutnya. Pembaca bisa juga menyumbangkannya via rekening bank SESAWI FLORES sebagaimana disebutkan di atas.

Tuesday, May 11, 2010

(1). SESAWI FLORES : Solidaritas Kecil Untuk Pendidikan di Flores



Nama yang dipilih untuk program bea siswa ini adalah “SESAWI FLORES”. Mengapa justru nama inilah yang dipilih? Bagaimana dan di mana proses penemuan akan nama itu terjadi? Sebagai orang yang mencetuskan ide kecil ini, saya ingin mengisahkannya kembali, seraya memberikannya arti baik dalam versinya yang pertama kali muncul, maupun perkembangan pemahamannya hingga sekarang ini.

1.1. Awalnya Sebuah Cita-Cita Untuk yang Kecil

Kehadiran SESAWI FLORES sesungguhnya tidak lahir di bumi Flores. Ia bermula dari sebuah paroki di pinggiran kota Derry, Irlandia Utara yang berbatasan langsung dengan County Donegal, Irlandia. Di kota kedua terbesar di Irlandia Utara ini, saya pernah melewatkan waktu-waktu berharga, belajar bahasa Inggris sambil berpastoral di paroki Keluarga Kudus Balimagroarty, yang beralamat di Aileach Road no. 1, Derry, BT 48 0AZ, bersama Romo Patrick O’ Kane, Pr. Di paroki ini saya tinggal selama + 6 bulan sejak 02 Pebruari hingga Juli 1996.

Menyaksikan sebuah kegiatan tabungan mingguan yang diprakarsa pihak paroki untuk membantu umatnya yang sederhana, guna menyiapkan biaya untuk membeli hadiah Natal bagi keluarganya, pikiran saya kembali ke tanah tempat lahirku, Flores di Indonesia. Nama pertama yang coba saya hubungkan ketika itu adalah SAWI, yang kebetulan ketika itu adalah nama sebuah majalah berbahasa Indonesia tentang pemberdayaan ekonomi, yang dikeluarkan oleh Komisi PSE Konperensi Wali Gereja Indonesia.

Dengan bantuan nama ini, saya memberikan nama atas ide berbentuk aksi solidaritas kecil ini sebagai SESAWI, nama tumbuhan kecil yang diambil Yesus ketika menjelaskan tentang Kerajaan Sorga yang diwartakanNya. Pemberian nama yang demikian, ketika itu terjadi pada 20 Pebruari 1996. Dan ide pertama yang saya kembangkan adalah Gerakan Tabungan Pendidikan untuk anak-anak berusia Sekolah Dasar hingga Sekolah Lanjutan Atas bagi anak-anak dalam lingkungan keluarga kecilku di Ngorabolo, Takatunga, sebuah dusun kecil di Golewa, Kabupaten Ngada, Flores. Pada tanggal 29 April 1996, tepat pada hari Ulang Tahunku yang ke – 30, Tabungan Pendidikan Sesawi lahir untuk anak-anak di dusun Ngorabolo, Taktunga, kecamatan Golewa, Ngada, Flores.

Jejak awal ini memang tak pernah dilupakan. Karena ketika saya meninggalkan paroki ini, ketika ditanya oleh pastor paroki, “bagaimana umat Ballimagroarty bisa membantu karya kerasulan saya?” saya menjawabnya dengan “Bantulah saya dengan mensponsori biaya pendidikan untuk yang kecil di tanah Flores”.

Dan tanggapan langsung ketika itu ialah gerakan siswa/i SDK Balimagroarty mengumpulkan uang jajan mereka sehari untuk membantu memulai Tabungan Pendidikan Sesawi di Ngorabolo, Ngada, Flores. Inilah awal Tabungan Pendidikan Sesawi I, yang dimulai tetapi tak dilanjutkan.

Janji umat Ballimagroarty untuk membantu kerasulanku di bidang pendidikan, memang tak pernah hilang dimakan rentang waktu dan jarak tinggal. Tahun 1999 ketika hendak menuju Indonesia, ketika saya mengunjungi paroki ini, saya disumbangkan sejumlah uang, yang setibanya di Indonesia langsung dijadikan dana awal bagi Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores.

Untuk tetap menghubungkan diri dengan kejadian awal di Derry, Irlandia Utara, tanggal lahir Program Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores (BS3F) atau yang disebut dengan SESAWI FLORES adalah 20 Pebruari 2000. Inilah hari berdirinya SESAWI FLORES.

1.2. Yang Kecil dan Berbasis Kristiani dari Flores - “Sesawi Flores”

Nama “Sesawi” yang menjadi identitas Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores ini bernafaskan iman Kristiani. Program bea siswa ini memang tak hanya diperuntukkan bagi yang beragama Kristen, namun spiritualitas dan semangat yang mendasarinya sungguh Kristiani dan berbasis biblis. Itulah identitas dirinya.

Nama SESAWI ini diambil dari perumpamaan Yesus tentang Kerajaan Sorga. “Kerajaan Sorga itu,” kata Yesus, “seumpama biji sesawi yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.” (bandingkan Injil Matius 13, 31-32).

Arti harafiah yang dimaksudkan tentang pohon sesawi dalam gambaran Yesus inilah yang diambil untuk menggambarkan tentang apa itu Sesawi Flores dan untuk apa dia hadir di bumi Flores ini.

Dan untuk melengkapi identitas dirinya, SESAWI ditambahkan dengan FLORES, nama salah satu pulau dari gugusan pulau di Nusa Tenggara, Indonesia, yang sejak dahulu kala hingga kini menjadi basis yang kuat bagi kekristenan di Indonesia, bahkan kini menjadi penyumbang terbesar misionaris ke seluruh dunia.

Jadi SESAWI FLORES adalah yang kecil dan berbasis Kristiani dari Pulau Flores. Dan yang hendak digambarkan dengan nama ini tentang para anggotanya ialah bahwa Sesawi Flores itu memang kecil, tetapi KECIL itu INDAH. Keindahan Sesawi di bumi Flores ini nampak dalam:

a) Para anggotanya yang adalah orang kecil, miskin tetapi berkemauan untuk merobah tingkat kehidupan mereka melalui kerja keras yang terbimbing dan lewat pendidikan.

b) Usahanya kecil karena modalnya kecil dan merupakan bantuan dari orang-orang yang punya keberpihakan atau opsi untuk membantu orang kecil.
c) Memiliki cita-cita bersama yang diusahakan dengan menggalang kerjasama, solidaritas untuk saling membantu dengan sasaran membantu membiayai pendidikan anak-anak.

d) Karena pendidikan anak-anak menjadi sasarannya, maka Sesawi Flores sesungguhnya adalah sebuah upaya nyata untuk membantu meningkatkan kualitas manusia muda lewat pendidikan. Para alumninya diharapkan memiliki komitmen untuk meningkatkan pendidikan anak usia dini di lingkungan tempat kerjanya.

1.3. Motto dan Prinsip, Pelindung dan Hari Perayaan Penting

Dalam mewujudkan cara beradanya SESAWI FLORES dijaga dan dituntun pula prinsip dan motto sebagai landasan bertindaknya. Ada tokoh-tokoh yang menjadi inspirator bagi arah perjuangannya serta hari-hari penting yang perlu dikenang dalam sejarah kehidupannya.
1.3.1. Motto dan Prinsip

Motto utama kami yakni Bersama Menuju Suatu Masa Depan yang Lebih Cerah. Motto ini akan selalu ditulis bersama SESAWI FLORES, yang akan ditulis dalam bahasa Inggris : “Together Towards A Brighter Future”.

Dalam setiap usaha kecil yang produktif, motto ini akan dipadukan dengan prinsip Tiga (3) M yakni Mulai dari Diri Sendiri, Mulai dari yang Kecil dan Mulai dari Saat Ini.

1.3.2. Logo Utama dan Penjelasan Artinya

Inilah logo utama SESAWI FLORES. Di dalam logo nampak dengan jelas unsur-unsur berikut ini, dengan artinya masing-masing:

Salib simbol iman Kristiani : Inilah roh dan spiritualitas gerakan ini. Dari imannya akan Yesus Kristus yang berkorban untuk semua demi menyelamatkan semua dengan wafat di kayu salib, program Bea Siswa Solidaritas ini bermaksud menghidupkan realitas iman akan Yesus Kristus yang tersalib itu bersama mereka yang dalam kenyataan memang tersalib. Iman inilah yang menginspirasikan cara bertindak program ini bersama anggota yang bergabung di dalamnya. Walaupun para anggotanya tak mesti beriman akan Yesus Kristus.

Pohon/Tumbuhan (Sesawi): Tumbuhan kecil yang bertumbuh menjadi rindang ini adalah tempat para anggota bernaung, membangun ‘kediaman’ untuk masa depan penuh harapan dan menghantar orang lain berada di bawah naungan rerimbunan dedaunannya. Ia melambangkan kehidupan dan harapan, yang mesti disebarluaskan oleh semua yang bergabung bersamanya.
Lingkaran : Melambangkan solidaritas yang keluar dari Salib dan berakhir pada salib. Program ini memang berciri solidaritas, ada dan peduli serta solider bersama yang susah, kecil dan sederhana, sebagaimana Yesus sendiri memilih mengidentikan dirinya dengan mereka.

Tulisan multi warna “SESAWI FLORES” : Inilah nama Program Bea Siswa Solidaritas ini.

Tulisan “Together Toward a better/brighter future”: Motto “Bersama Menuju Suatu Masa Depan yang Lebih Baik/Cerah” akan selalu tersanding bersama tulisan Sesawi Flores. Artinya program ini menghargai pribadi dalam kebersamaan dan memadukan kekuatan keduanya untuk meraih satu masa depan yang lebih cerah.

1.3.3. Pelindung dan Tokoh – Tokoh yang Dipanuti

1.3.3.1.Pelindung : St. Yudas Thadeus

Pelindung Program Bea Siswa ini adalah Santu Yudas Thaddeus. Pestanya dirayakan pada setiap 28 Oktober setiap tahun. Mengapa dialah yang dipilih menjadi pelindung program ini?

Bermula dari sebuah pengalaman kecil di tahun 2001 ketika dua orang siswi SMU St. Petrus diusir dari ruang kelas dan diperkenankan mengikuti ujian. Mereka berdua datang menemuiku di kantorku di Pusat Pastoral Keuskupan Agung Ende, beralamat di Jl. El Tari, Ende untuk meminta bantuan uang sekolah supaya dapat mengikuti ujian mereka.
Tanpa uang sepeserpun untuk membantu, saya memberanikan diri menelpon Kepala Sekolah mereka dan meminta agar kedua siswi ini diisinkan masuk sekolah dan mengikuti ujian, dengan jaminan keuangan mereka akan saya bayarkan setelah hari itu. Saya pun memulai doa kepada St. Yudas Tadeus untuk orang-orang yang dalam kesulitan keuangan.

Dua hari setelah itu, ketika kembali dari mengajar di STIPAR Atmareksa, saya menemukan sebuah amplop dengan tulisan untuk Pater Ansel Meo SVD. Pengirimnya tak pernah kutahu siapa, namun ditulis di dalamnya, “Pater bisa menggunakannya untuk pendidikan”. Dan jumlah, persis sejumlah uang sekolah kedua anak SMU St. Petrus yang harus saya lunaskan.

Bagi saya waktu itu, apapun penjelasannya, saya melihatnya sebagai pengabulan doaku dengan perantaraan St. Yudas Thadeus. Sejak itulah, ia menjadi pelindung khusus bagi saya dan program ini. Dan sejak saat itu pula anak-anak dalam keluargaku, kuminta diberi nama Yudas Thadeus.

1.3.3.2.Tokoh-Tokoh Panutan Penting

Walaupun tak memberikan banyak catatan, dua tokoh penting yang pernah sangat berpengaruh di bidangnya, telah menjadi sumber inspirasi yang kuat bagi program ini. Keduanya adalah pastor-pastor misionaris Serikat Sabda Allah yang pernah mengabdikan dirinya di paroki St. Yosef Laja, dan pernah sangat kuat menginspirasi kecintaan saya akan pendidikan, pemberdayaan ekonomi umat dan kecintaan kepada orang yang kecil dan sederhana. Mereka adalah para hamba Tuhan, P. Hubertus Hermens Maku Maja, SVD dan hamba Tuhan P. Yohanes Hudec SVD.

Pater Hubertus Hermens SVD semasa hidupnya memberi perhatian bagi proyek pengairan ZaĆ  dan pembangunan ekonomi umat yang berdampak pasar global, serta seorang pendoa yang menghubungkan doa dengan perjuangan keseharian umatnya di kebun, yang sakit dan sekolah baik untuk panggilan khusus sebagai imam, bruder dan suster maupun sekolah keahlian lainnya saat itu. Atas jasa-jasanya itu pastor yang pernah menjabat Prefek Apostolik Nusa Tenggara yang berkedudukan di Denpasar, akhirnya dianugerahi juga Cincin Pembangunan NTT. Ia wafat pada tanggal 13 Pebruari 1978 dalam usia 82 tahun.

Sebagai penggantinya, P. Yohanes Hudec SVD juga memiliki andil yang besar untuk dicatat. Pemerhati pendidikan dan pemberdayaan umat Allah ini hadir di tengah umatnya tanpa kenal lelah. Seorang pendoa yang ulet, juga dengan caranya membebaskan semua orang kuasa black magic yang merugikan umatnya. Kebiasaannya berkotbah tentang surga dan neraka, memang membuat dia diidentikkan dengan sebutan itu, tetapi sesungguhnya ia seorang ahli pastoral yang sangat kompeten di bidangnya. Ia wafat tanggal 15 Pebruari 1995 dalam usia 72 tahun.

Keduanya diabadikan bersama dalam sebuah nama Sekolah Menengah Pertama di Paroki Laja, yakni SMPK St. Hubertus Yohanes Laja. Tempat peristirahatan mereka berdampingan di pekuburan Kemah Tabor, Mataloko, Ngada. Dan lang tahun kematian mereka menjadi momen penting dalam keseharian umat wilayah paroki Laja.

1.3.4. Hari-Hari Penting dan Perayaannya

1.3.4.1.Hari Jadi
Hari lahir Program Bea Siswa Solidaritas Sesawi Flores adalah tanggal 20 Pebruari 2000. Karena itu tanggal 20 Pebruari dirayakan sebagai hari ulang tahun kelahirnya pada setiap tahun.
1.3.4.2.Hari Pesta Pelindung

Pesta St, Yudas Thadeus dirayakan sebagai pesta Pelindung Program ini yang dirayakan pada 28 Oktober setiap tahun. Sejauh memungkinkan perayaan ini akan selalu didahului dengan Novena kepada St. Yudas Thadeus yang dimulai sejak 19 Oktober soreh. Sedapat mungkin umat secara luas diajak untuk menyebarluaskan devosi kepada orang kudus ini.

Untuk mengenangkan St. Yudas Thadeus, Sesawi Flores akan mengusahakan membangun sebuah kapela devosi terhadapnya, yang akan diperkenalkan secara luas kepada umat.

1.3.4.3.Hari-Hari Penting Lainnya

Hari-hari peringatan kematian kedua gembala dan hamba Tuhan P. Hubertus Hermens SVD dan P. Yan Hudec SVD, pada 13 dan 15 Pebruari setiap tahun akan menjadi hari-hari refleksi dan refreshing tentang pastoral umat, pendidikan dan pemberdayaan umat. Juga akan menjadi kesempatan ziarah ke makam mereka.

1.4. Gerakan dan Aksi Solidaritas yang Memberi Manfaat Sejak Awal Keberadaannya

Dari nama dan motto yang telah kami sampaikan di atas, kami memahami Sesawi Flores sebagai sebuah Gerakan dan Aksi Solidaritas yang dimulai oleh orang kecil dan sederhana, yang bermaksud menggalang kerjasama untuk membantu memberdayakan dirinya sendiri lewat pendidikan dan kerja keras, dan yang pada gilirannya diharapkan bisa membantu orang lain yang nasibnya lebih tidak beruntung dari mereka.

Karena Sesawi Flores mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil dan mulai dari saat ini, maka sejak awal berdirinya, kami menginginkan dan mengorientasikan agar ia sudah memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Sebagaimana burung di udara bisa membuat sarang-sarang mereka di dahan sesawi, kami mencita-citakan agar SESAWI FLORES bisa memberikan sumbangan nyata bagi perkembangan masyarakat melalui pendidikan.